Minggu, 15 April 2012

AKU DAN SAHABATKU


Ketika kumulai menapakan kaki kedewasaan terasakan arti didikan orang tua dari kecil  yang begitu mendisiplin waktu, kemandirian atau bisa dikatakan sebagai tolak ukur, untuk menjadi suri tauladan bagi adik-adikku.
Selepas bangku SMK aku meneruskan sekolah di Jogjakarta atas pilihan dan keinginanku atau lebih dikenal kota Gudeg/Kota Pelajar,  dengan keberanian tanpa bekal pengalaman jauh dari orang tua Aku mulai belajar meluaskan pangalaman  kemandirian dengan kusempurnakan arti bahwa wanitapun juga bisa…! Itulah salah satu obsesiku akan perjuangan Ibu Kartini.

Dari apa yang telah terbiasa kedisiplinanku Langkah-langkah hari demi hari kulalui dengan enteng tapi terasa berat , hingga kududuk dan berkenalan dengan teman-teman sekampusku. Inilah awal dari pengalaman yang begitu mengesankan, mengharukan dan memilukan.

Dalam hal menimba ilmu suka dan duka kuarungi dengan kekuatan semampuku.
Lembaran tulisan yang begitu beradu kalimat dalam hal menyusun suatu arti, rumus-rumusan hitungan adalah  ilmu dari hitungan suatu bilangan saya telan demi menunjang keberhasilan di perguruan tinggi atau bias dibilang mahanya dari semua siswa. Dikurun waktu yang cukup lumayan lama mulailah aku melirik dan menjadikan salah satu temanku untuk hidup menimba ilmu seiring sejalan, sebut saja namanya  Nita.

Nita sosok wanita yang lebih tangguh dariku seukuran pemikiran ku entah ukuran penglihatan orang lain. Hari-hari ku belajar, berangkat sekolah, belanja atau bisa dibilang jalan-jalanlah untuk ukuran kita-kita lumayan buat  mengjhilangkan kepenatan dalam menghadapi mata kuiah, dalamh hal melakukan sharing belajar dan dalam bergaul untuk menelanjangi mata kuliah mata kuliah yang ku anggap sulit, terkadang berbeda pendapat dan tak jarang kami saling bermusuhan karena saling mempertahankan pendapat kita masing-masing, namum permusuhan itu membuat aku dan dia semakin lebih dalam mengetahui kekurangan dan kelebihan masing-masing.

Nita orangnya sangat supel dan pintar, mata kuliah apapun dia lahap seperti orang yang sedang merasakan lapar. Orangnya tidak sombong, penuh pengertian atau bisa dikatakan solider dan setia kawan. Suatu hari terjadi perdebatan anatara aku dan dia, karena dia termasuk tipe pemalas, selalu bangun tidur kesiangan, kosan berantakan  dan kadang pakaian acak-acakan dimana-mana itulah yang paling aku tidak suka , karena untuk penilaianku dia bukan tipe pemandiri, ya karerna orangnya pintar aku menjadi temannya. Ketika itu rasa cape menyelimuti dan ketegangan menghapiriku karena hari ini akhir ujian semesterku, kasang terawangku pingin rasanya aku cepat-cepat memakai toga “  ahh… melamun keindahan “ sesaat membereskan kamar dan siap siap berangkat ke kampus namun aku melirik si Nita masih tergolek dan  malah enak-enakan tiduran………tapi tiduran si Nita pagi ini tidak seperti biasanya ada sesuatu…… yang disembunyikan selama pertemanan aku dengannya.  Aku melihatnya dia seperti merasakan kesakitan, tapi saat kutanya dan peduli  dia menjawabnya dengan santai.

A         : Nit…. Ayolah bangun ..,kamu kenapa sih nit ? hari ini…..kamu tidak seperti  bias any,   kamu sakit ya…..?
B          : mmmm……. Aku baik-baik aja , tapi…..aaaahhh pagi ini aku masih ngantuk alias pingin lanjut tidur lagi,
A         : Koq .. tidur lagi….setengah kupaksa kamuuuuu meti bangunnn…hari inikan ujian.
B          : (sambil membalikan badan) ahh.. bodo gue ngantuk.
A         : ya udah aku jalan duluan.

Dalam perjalanan ke kampus aku terus bertanya-tanya ada apa dengan temanku yang pintar ini mendadak malasnya minta ampun… setumpuk pikiran terus menjejali otakku hingga tak terasa sesmpai dikampus hingga akhir jam ujian telah selesai kukerjakan dg  sedikit masa bodoh yang penting selesai.
Aku mencoba cepat keluar ruangan  dan menuju ruangan si Nita……namun tiba-tiba pundakku ditepuk, dan rasa kaget menyerang diriku, ketika kumenoleh ternyata pak bagya satpam kampus yang baik.
A         : Ono opo pak..? koq ngaget ngagetin  ….
B          : (dg bicara terbata-bata)  anu neng… si… si… Nita….neng.
A         : Bicara yang bener dan tenang pak… si Nita temanku kenapa..????!!!
B          : eu…eu…eu… di ruah sakit.

Tanpa pikir panjang aku langsung berlari menuju Rumah sakit….. dengan terengah-engah sisa napasku aku terus berlari terseok-seok sambil isak tangis keluar tak tertahan… dn tak perduli apa yang ada dihadapaku aku tabrak.
Begitu sampai, aku melihat temanku yang baik, periang , pintar, setia kawan sudah terbujur kaku berselimut kain putih. Aku lemas dan menjatuhkan diri.. untung sudaranya menangkap dan memapah ku….. sambil ku berguman..
Nit….Nita maafkan aku… sungguh Nit….. aku tak tahu… akan seperti ini jadinya… kenapa Nit,   kenapaaaaaa………  jika aku tahu, aku mungkin akan menemanimu pagi tadi dan tak akan memaksamu bangun… dan tak akan meninggalkanmu disaat kamu…… menghadap sang kholiq.
Maafkan teman…maafkan aku… sungguh aku meminta maaf.











Tidak ada komentar:

Posting Komentar