Cerita mitologi yang paling luas   persebarannya hampir di seluruh Asia Tenggara adalah mitologi Dewi Padi   atau Dewi Sri. Yaitu cerita tentang asal usul beras yang dikaitkan   dengan cerita Dewi Sri. Hampir seluruh daerah di Indonesia, mitologi   tentang beras selalu dikaitkan dengan cerita Dewi Sri. Walaupun tema   ceritanya sama, yaitu Dewi Sri, tetapi setiap daerah memiliki cerita   yang berbeda tentang tokoh Dewi Sri ini. Baiklah, berikut ini akan   sedikit disampaikan cerita tentang Dewi Sri dengan versi cerita yang   berbeda. 
Menurut versi di daerah Surabaya, Dewi Sri adalah seorang putri   dari Kerajaan Purwacarita. Ia mempunyai seorang saudara laki-laki yang   bernama Sadana. Pada suatu hari selagi tidur, kedua anak raja itu   disihir oleh ibu tiri mereka. Sadana diubah menjadi seekor burung   layang-layang, dan Sri diubah menjadi ular sawah. Dengan demikian, Sri   menjadi dewi padi dan kesuburan. 
Ada   pula daerah lain, memili versi yang berbeda tentang cerita Dewi Sri.   Menurut ceritanya, padi berasal dari jenazah Dewi Sri, istri Dewa Wisnu.   Selain padi masih ada tanaman-tanaman lainnya, yang juga berasal dari   jenazah Dewi Sri. Dari tubuhnya tumbuh pohon aren, dari kepalanya  tumbuh  pohon kelapa, dari kedua tangannya tumbuh pohon buah-buahan, dan  dari  kedua kakinya tumbuh tanaman akar-akaran seperti ubi jalar dan  ubi  talas. Dewi Sri meninggal karena dirongrong terus-menerus oleh  raksasa  yang bernama Kala Gumarang. Raksasa ini wataknya sangat keras  hati,  sehingga setelah meninggal ia masih berkesempatan untuk menjelma  menjadi  rumput liar, yang selalu mengganggu tanaman padi (jelmaan Dewi  Sri),  yang menjadi kecintaannya itu.
Dari contoh mitologi tentang   Dewi Sri tersebut, menunjukkan bagaimana masyarakat pada masa sebelum   tulisan menjelaskan tentang asal usul padi sebagai suatu bentuk kejadian   alam. Kita tidak bisa melacak dengan menggunakan sumber-sumber   tertulis, sebab tidak ditemukan sumber-sumbernya. Yang kita temukan   adalah suatu cerita rakyat tentang Dewi Sri dalam bentuk tradisi lisan.   Cerita ini sudah mengalami pewarisan dari generasi ke generasi. Bahkan   sampai sekarang di beberapa daerah, tokoh Dewi Sri dianggap sebagai  dewi  yang memberi kesuburan pada penanaman padi, sehingga kalau habis  panen  diadakan upacara sebagai bentuk ucapan terima kasih kepada Dewi  Sri.
Sumber :
Menarik sekali.
BalasHapus